Kamis, 03 Maret 2011

happiness

Beberapa hari belakangan ini saya (lumayan) sering bertanya-tanya tentang yang namanya KEBAHAGIAAN. Kata itu terlintas saat saya melihat beberapa kejadian belakang ini dan kejadian-kejadian yang dulu pernah terjadi pada orang-orang di sekitar saya maupun pada diri saya sendiri (eheemm curcol, haha). Jadi begini, entah kenapa saya mempunyai pemikiran bahwa yang namanya kebahagiaan yang sesungguhnya itu ada ketika tidak ada satu pihak yang dikorbankan atau dalam kata lain semua merasa bahagia, semua senang, semua lega. Saya ga tau apakah ada teori pasti yang mengatakan seperti itu, saya juga ga yakin ada penelitian tentang opini saya tersebut, tapi entah kenapa saya punya keyakinan itu, hehe. Tapi pada kenyataannya yang muncul dalam kehidupan saya malah sebaliknya. Banyak pihak yang memperoleh kebahagiaannya dengan sadar atau tidak sadar sudah mengorbankan pihak lain. Entah itu disengaja maupun tidak disengaja tetap ada pihak yang telah dikorbankan. Saya pernah merasakan kebahagiaan yang seperti ‘itu’, memperoleh kebahagiaan dengan (terpaksa) harus mengorbankan orang lain. Awalnya saya merasa senang karena saya bisa bahagia, tapi lebih jauh saya menjalani muncul perasaan tidak nyaman dan kebahagiaan yang awalnya saya rasakan itu pun lama-lama jadi perasaan khawatir. Kebahagian yang seperti itu adalah kebahagiaan egois (lagi-lagi itu muncul berdasarkan buah pemikiran saya sendiri..). kebahagiaan yang hanya saya rasakan sendiri dengan mengorbankan pihak lain dan berakhir dengan perasaan tidak nyaman. Saat itu juga saya memutuskan untuk keluar dari zona itu, walaupun saya harus mengorbankan zona nyaman itu. Dan justru perasaan yang muncul setelah itu adalah kelegaan dan ga ada beban apapun. Disisi lain ada orang yang dengan hebatnya mengorbankan dirinya demi kebahagiaan oranglain, membiarkan diri terpuruk dalam kesedihan atau kesengsaraan demi sebuah kebahagiaan yang belum tentu dirasakan oelh dirinya sendiri sekalipun. Lagi-lagi muncul dalam pikiran saya ‘apa ini yang namanya kebahagiaan? Mengorbankan diri sendiri demi orang lain? Atau mengorbankan oranglain demi kebahagiaan sendiri?’

Mau sampai kejang-kejang, guling-guling dan jungkir balik pun pertanyaan itu tidak memiliki jawaban yang pasti. Karena setiap orang punya pemaknaan tersendiri pada yang namanya kebahagiaan. Jalan yang ditempuh untuk sebuah akhir yang bahagia pun bisa dengan berbagai macam cara tergantung pada pemaknaan akan kebahagiaan itu sendiri. Pada akhirnya saya pun hanya bisa berkata bahwa apapun makna tentang kebahagiaan dan bagaimana cara memperolehnya, saya selalu yakin setiap orang memiliki waktu dan tempat yang tepat untuk memperoleh kebahagiaan sesungguhnya. Karena segala sesuatu ada masanya, termasuk kabahagiaan. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar